- Back to Home »
- tugas »
- Perbedaan Antara Perancang Terstruktur dan Berorientasi Objek
Posted by : boim gerald
Rabu, 12 Juni 2013
Metode ini diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan
hasil turunan dari pemrograman terstruktur. Metode pengembangan dengan metode
terstruktur ini terus diperbaiki sampai akhirnya dapat digunakan dalam dunia
nyata.
Perancangan
ini bertujuan untuk membuat model SOLUSI terhadap PROBLEM yang sudah dimodelkan secara lengkap pada
tahap analisis terstruktur. Ada empat kegiatan perancangan yang harus
dilakukan, yaitu:
1.
Perancangan
arsitektural; kita merancang struktur modul P/L dengam mengacu pada model
analisis yang sesuai (DFD). Langkahnya adalah: mengidentifikasi jenis aliran (transform flowatau transaction flow),
menemukan batas-batas aliran (incoming flow dan outgoing flow), kemudian memetakannya menjadi striktur
hirarki modul. Selanjutnya, kita alokasikan fungsi-fungsi yang harus ada pada
modul-modul yang tepat.
2.
Perancangan
data; kita merancang struktur data yang dibutuhkan, serta merancang skema
basisdata dengan mengacu pada model analisis yang sesuai (ERD).
3.
Perancangan
antarmuka; kita merancang antarmuka P/L dengan pengguna, antarmuka dengan
sistem lain, dan antarmuka antar-modul.
4.
Perancangan
prosedural; kita merancang detil dari setiap fungsi pada modul. Notasi yang
digunakan bisa berupa flow chart,
algoritma, dan lain-lain
Perancangan Berbasis Objek
Metode OOAD melakukan
pendekatan terhadap masalah dari perspektif obyek, tidak pada perspektif
fungsional seperti pada pemrograman terstruktur. Akhir-akhir ini penggunakan
OOAD meningkat dibandingkan dengan pengunaan metode pengembangan software
dengan metode tradisional. Sebagai metode baru dan sophisticated bahasa
pemrograman berorientasi obyek diciptakan, hal tersebut untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan akan pendekatan berorientasi obyek pada aplikasi bisnis.
Metode pengembangan
perangkat lunak berorientasi objek yang sudah dikenal, dan diantaranya adalah :
·
Object
Oriented Analysis (OOA) dan Object Oriented Design (OOD) dari Peter Coad dan
Edward Yourdon [1990].
·
Object
Modeling Technique (OMT) dan James Rumbaugh, Michael Blaha, William Premerlan,
Frederick Eddy dan William Lorensen [1991].
·
Object
Oriented Software Engineering (OOSE) dan Ivar Jacobson [1992].
·
Booch
Method dan Grady Booch [1994].
·
Sritrop
dan Steve Cook dan John Daniels [1994].
·
UML
(Unified Modeling Language) dari James Rumbaugh. Grady Booch dan Ivar Jacobson
[1997].
2.
Metodologi pengembangan sistem berorientasi objek
mempunyai tiga karakteristik utama, yaitu:
1.
Encapsulation
·
Encapsulation
merupakan dasar untuk pembatasan ruang lingkup program terhadap data yang
diproses.
·
Data
dan prosedur atau fungsi dikemas bersama-sama dalam suatu objek, sehingga
prosedur atau fungsi lain dari luar tidak dapat mengaksesnya.
·
Data
terlindung dari prosedur atau objek lain, kecuali prosedur yang berada dalam
objek itu sendiri.
2.
Inheritance
·
Inheritance
adalah teknik yang menyatakan bahwa anak dari objek akan mewarisi data/atribut
dan metode dari induknya langsung. Atribut dan metode dari objek dari objek
induk diturunkan kepada anak objek, demikian seterusnya.
·
Inheritance
mempunyai arti bahwa atribut dan operasi yang dimiliki bersama di anatara kelas
yang mempunyai hubungan secara hirarki.
·
Inheritance
menggambarkan generalisasi sebuah kelas.
3.
Polymorphism
·
PolymorphismPolimorfisme
yaitu konsep yang menyatakan bahwa sesuatu yang sama dapat mempunyai bentuk dan
perilaku berbeda.
·
Kemampuan
objek-objek yang berbeda untuk melakukan metode yang pantas dalam merespon
message yang sama.
·
Seleksi
dari metode yang sesuai bergantung pada kelas yang seharusnya menciptakan
objek.
3. Keuntugan
dari perancaangan Berorientasi Obyek
Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan
dalam pembangunan sistem
·
Dibandingkan
dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan
kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD
(Sommerville, 2000).
·
Tidak
ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi
antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
·
Analis
dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain
dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan
eksekusi.
·
Relasi
obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti
kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam
mehami desain (Sommerville, 2000).
·
Memungkinkan
adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software
yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks
(Booch, 2007).
·
Encapsliation
data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan
memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
·
OOAD
memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan
mengurangi resiko pelaksanaan proyek.
·
Dekomposisi
obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan
masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat
dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan
cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang
dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.