- Back to Home »
- Wacana Anak Jalanan
Posted by : boim gerald
Selasa, 16 Oktober 2012
Indonesia identik dengan
kemacetan yang melanda ibukotanya. Di samping itu ada sebagian warganya yang
hidup di bawah garis kemiskinan. Anak-anak mereka pun putus sekolah karena
tidak adanya biaya untuk membiayai mereka sekolah dan juga karena faktor kemalasan.
Mereka pun hidup di jalan karena tidak adanya sosialisasi / perhatian dari
masing-masing orang tua mereka sendiri. Dan mereka menamakan diri mereka
sebagai anak jalanan.
Anak jalanan di indonesia amat banyak jika dihitung berdasarkan faktor penduduk
yang hidup dibawah garis kemiskinan. Kehidupan mereka di jalanan tidak semudah
hidup kita pada umumnya. Mereka harus ngamen dari bus ke bus hanya demi
mendapatkan sesuap nasi. Bahkan tak segan-segan jika mereka diusik oleh
petugas, mereka pun akan membela dengan sekuat tenaga mereka.
Ada sebagian anak jalanan yang hidupnya terkekang. Bukan terkekang orang tua,
tapi mereka terkekang oleh preman yang memegang suatu wilayah yang mereka
jadikan tempat untuk ngamen. Jadi mereka setiap hari dikenakan pajak/uang yang
tak lain dan tak bukan untuk para preman tersebut. Wow, alangkah enaknya
menjadi preman yang kerjanya hanya menagih uang kepada para anak jalanan.
Justru anak jalananlah yang bersusah payah mendapatkan uang tersebut.
Jika dilihat, tak ada raut wajah lelah dari muka mereka. Detik demi detik
mereka lewati di jalanan. Pemerintah seharusnya peduli dengan keadaan mereka.
Jangan hanya pada waktu rapat mereka hanya numpang hadir, tapi malah tidur
nyatanya. Atau mungkin pada saat membahas kenaikan gaji saja mereka serius
mengikutinya. Anak jalanan seharusnya menjadi perhatian untuk para petinggi
negara. Karena dengan adanya mereka maka predikat Negara miskin masih di pegang
salah satunya oleh Indonesia. Untuk membuat ibukota yang lebih maju diperlukan
pemimpin yang peduli terhadap nasib bangsanya sendiri.
Anak jalanan di indonesia amat banyak jika dihitung berdasarkan faktor penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. Kehidupan mereka di jalanan tidak semudah hidup kita pada umumnya. Mereka harus ngamen dari bus ke bus hanya demi mendapatkan sesuap nasi. Bahkan tak segan-segan jika mereka diusik oleh petugas, mereka pun akan membela dengan sekuat tenaga mereka.
Ada sebagian anak jalanan yang hidupnya terkekang. Bukan terkekang orang tua, tapi mereka terkekang oleh preman yang memegang suatu wilayah yang mereka jadikan tempat untuk ngamen. Jadi mereka setiap hari dikenakan pajak/uang yang tak lain dan tak bukan untuk para preman tersebut. Wow, alangkah enaknya menjadi preman yang kerjanya hanya menagih uang kepada para anak jalanan. Justru anak jalananlah yang bersusah payah mendapatkan uang tersebut.
Jika dilihat, tak ada raut wajah lelah dari muka mereka. Detik demi detik mereka lewati di jalanan. Pemerintah seharusnya peduli dengan keadaan mereka. Jangan hanya pada waktu rapat mereka hanya numpang hadir, tapi malah tidur nyatanya. Atau mungkin pada saat membahas kenaikan gaji saja mereka serius mengikutinya. Anak jalanan seharusnya menjadi perhatian untuk para petinggi negara. Karena dengan adanya mereka maka predikat Negara miskin masih di pegang salah satunya oleh Indonesia. Untuk membuat ibukota yang lebih maju diperlukan pemimpin yang peduli terhadap nasib bangsanya sendiri.